Sabtu, 17 September 2016 09:29:59
Mewaraskan Birokrasi yang Sakit
Mewaraskan Birokrasi yang Sakit
Beritabatavia.com - Berita tentang Mewaraskan Birokrasi yang Sakit
Sakitnya birokrasi adalah ketidak rasionalan dalam perilaku-perilaku birokrasi itu sendiri. Dalam ketidak rasionalan ini menunjukkan apa yang ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Sakitnya birokrasi adalah ketidak rasionalan dalam perilaku-perilaku birokrasi itu sendiri. Dalam ketidak rasionalan ini menunjukkan apa yang dilarang justru dilakukan dan yang semestinya dilakukan malahan diabaikan.Jangan berharap banyak pada birokrasi yang sakit.
Kebiasaan-kebiasaan yang tidak tepatpun sudah menjadi pemandangan sehari hari dan dianggap sebagai hal yang biasa. Salah yen wis umum dadi bener, bener yen ra umum iku salah.
Apa yang menjadikan birokrasi sakit ? Penyebabnya sangat kompleks terutama dari core value yang aktual yang berbeda dan bahkan bertentangan dengan yang ideal.
Kepemimpinan yang tidak transformasional, sumber daya manusia yang tidak memiliki integritas dan karakter, sistem-sistem manual-konvensional-parsial sehingga memberi peluang banyaknya peluang-peluang untuk menyimpang.
Mengatakan apa yang sebenarnya saja bisa menjadi masalah tatkala dirasakan ada bagian penyakit yang akan terpangkas atau hilang. Dalam birokrasi yang tidak rasional, berbagai ketidakwarasan seakan dipelihara dan menjadi suatu keunggulan bahkan diagung agungkan.
Birokrasi ini sangat sarat dengan ketidakadilan, diskriminasi dan berbagai pameran ketololan. Semua mera bisa walau tanpa rasa dan jiwa serta kompetensi. Mung rumongso biso anganging ora biso rumongso.
Mengapa tidak mampu bercermin diri atau sadar diri? Tataran kompetensi dan tingkat kebahagiaanya bukan pada core function atau core competitionnya, melainkan pada hal-hal yang justru sebaliknya atau bahkan yang dilarang.
Siapa saja yang menganjurkan waras untuk sehat harap berhati hati, karena dianggap penghianat, duri dalam daging, celometan membuka aib, tentu tidak akan disukai bahkan bisa saja diharamkan dan darahnya dihalalkan. Dokter pada rumah sakit jiwapun bisa dianggap gila oleh pasienya. Apalagi dalam birokrasi yang sarat dengan kuasa dan kaum-kaum mapan di zonanyaman, apapun caranya akan dilakukan.
Dari dihajar langsung,dibully/difitnah, diancam, diintimidasi, didiskriminasi, bahkan bisa sampai dimatikan. Itulah sakitnya dan sulitnya mewaraskan. Ada yang masih berniat dan masih mempunyai nyali? Walahualam.....O Kombes DR Chrysnanda DL