Minggu, 20 November 2011 18:17:57

Cuci Darah, Bukan Mengobati Cuma Memperpanjang Hidup

Cuci Darah, Bukan Mengobati Cuma Memperpanjang Hidup

Beritabatavia.com - Berita tentang Cuci Darah, Bukan Mengobati Cuma Memperpanjang Hidup

Penderita gagal ginjal di Indonesia, trendnya terus meningkat. Saat ini, berdarakan data Yayasan Peduli Ginjal (Yadugi), terdapat 40.000 penderita ...

Cuci Darah, Bukan Mengobati Cuma Memperpanjang Hidup Ist.
Beritabatavia.com - Penderita gagal ginjal di Indonesia, trendnya terus meningkat. Saat ini, berdarakan data Yayasan Peduli Ginjal (Yadugi), terdapat 40.000 penderita gagal ginjal kronik (GGK). Dari jumlah itu, sekitar 3.000 penderita yang mampu berobat dengan cuci darah atau hemodialisa. Sisanya, hanya bisa pasrah menjalani hidupnya, karena tingginya beaya cuci darah.

Kondisi ini yang menyedihkan, karena hanya sebagian kecil atau sekitar sepertiga penderita gagal ginjal yang bisa melakukan cuci darah. Memang penderita berkocek tebal yang berobat, dan penderita tidak mampu jelas menjadi beban tersendiri, ungkap Handoyo Rahardjo, Direktur RSĀ  Premier Jatinegara di sela gathering pasien Hemodialisa, Sabtu (19/11).

Memang, sambung dia, ongkos cuci darah masih dianggap tinggi bagi penderita yang tidak mampu. Sekitar Rp 900.000 hingga Rp 1,2 juta disertai obat. sekali berobat dan sekitar Rp 500.000 hingga Rp 600.000 bila tidak pakai obat. Tingginya berobat cuci darah karena memang investasi peralatan yang sangat mahal. Juga, beaya listrik yang tinggi.

Diharapkan dengan cepat direalisasikan Jaminan Sosial Kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu berobat, dapat mengurangi beban penderita gagal ginjal yang cuci darah, harapnya.

Dr J.F Mukidjam, SpPD, dokter spesialis penyakit dalam di RS Premier Jatinegara menilai cuci darah bukan untuk mengobati cuma memperpanjang hidup, sehingga harapan penderita bisa hidup bersemangat dan mampu beraktifitas seperti biasa.

Tindakan cuci darah (hemodialisa), sambung Mukijam, dilakukan untuk menolong penderita yang fungsi ginjalnya menurun drastis hingga di bawah 15 persen. Penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan pasien bergantung pada tindakan hemodialisa.

Kenyataan tersebut sangat mempengaruhi kesehatan fisik dan psikis pasien. Pasien yang sering cuci darah relatif lebih tua dari umurnya karena metabolisme dalam tubuh, fospor, kalsiumnya terganggu. Dia pun mengalami pengapuran tulang atau osteoporosis, jelas Mukidjam.

Dikatakan, faktor penyebab penderita melakukan hemodialisa karena infeksi saluran kencing, infeksi ginjal, batu ginjal, gagal ginjal, dan ginjal bawaan.

Pengobatan hemodialisa melalui proses membersihkan darah yang didasarkan pada pertukaran ion-ion dan partikel cairan darah melalui suatu membran. Proses ini menggunakan alat dialisa fungsi ginjal buatan yang akhirnya mengeluarkan sampah dan
racun hasil metabolisme tubuh.

Cara lain bagi pengobatan penderita gagal ginjal ini bisa melalui cangkok ginjal namun cara ini jarang dilakukan karena beaya operasinya sangat besar dan harusĀ  pendonor ginjal. Pengobatan lainnya melalui CAPD, yang seperti cuci darah, tapi dilakukan dengan cara memasukan cairan ke dalam rongga perut, ungkapnya

Miranti K Dewi, Marketing Manager RS Premier Jatinegara menambahkan Penderita gagal ginjal memerlukan dukungan keluarga. Dan perawatan hemodialisa adalah suatu alternatif terapi bagi penderita gagal ginjal kronik. Tidak cukup 1-2 bulan untuk melakukan cuci darah, tetapi butuh waktu yang rutin dan lama. Penderita tidak bisa melakukannya sendiri, mengantar ke pusat hemodialisa dan melakukan kontrol ke dokter. Tanpa adanya dukungan keluarga mustahil program terapi hemodialisa bisa dilakukan sesuai jadwal.

Untuk itu Rumah Sakit Premier Jatinegara di bawah naungan Ramsay Healthcare Indonesia menggelar Gathering Pasien Hemodialisa, yang menghdirkan para pasien dan keluarga tenaga medis yang memebantu pelaksanaan hemodialisa, katanya.

Tujuan dari acara ini, sambung Miranti, untuk menjalin komunikasi yang intensif antara para pasien dan orang-orang disekelilingnya dan sesuai dengan semboyan dari RS Premier Jatinegara People Caring for People Tidak sedikit pasien hemodialisa dan bahkan keluarganya yang kemudian membatasi komunikasi dengan orang "orang lain saat mengetahui dirinya atau anggota keluarganya harus menjalani hemodialisa dan berusaha menanggung bebannya sendiri. o endi









Berita Terpopuler
Berita Lainnya
Jumat, 24 Maret 2023
Senin, 27 Februari 2023
Jumat, 10 Februari 2023
Minggu, 01 Januari 2023
Selasa, 27 Desember 2022
Minggu, 20 November 2022
Rabu, 09 November 2022
Sabtu, 13 Agustus 2022
Sabtu, 04 Juni 2022
Kamis, 02 Juni 2022
Kamis, 02 Juni 2022
Senin, 30 Mei 2022